1
MUSANG BULAN
(Paguma Larvata)
Musang Bertopeng / Musang Bulan ialah musang yang penyebaran paling luas ,penyebarannya termasuk Pakistan utara dan Kashmir ke Indochina dan Semenanjung Melayu, Laos, Sumatera(indonesia), Kalimantan(Indonesi), Taiwan, Hainan, terdapat juga di bagian timur dan selatan Cina, dan Kepulauan Andaman dan Nikobar (Nowak, 1999; Veenakumari, 1996; Duckworth, 1998) . Manusia memperkenalkan spesies musang ke pulau-pulau Jepang Honshu dan Shikoku di awal-hingga pertengahan 1900-an (Nowak, 1999). (Duckworth, 1998; Nowak, 1999;. Veenakumari, et al, 1996).
Habitat :
Musang ini dapat ditemukan di hutan tropis , dan terkadang hidup di dekat lingkungan manusia(untuk dibeberapa daerah saja).
Ciri Fisik :
Ciri – ciri Musang Bulan tidak seperti musang lainnya, postur badannya Tubuh berkisar dari 50 sampai 76 cm panjangnya, dan ekor yang panjang antara 50 dan 64 cm. Telinga panjang sekitar 4 sampai 6 cm. Berat tergantung pada jenis kelamin dan usia, tetapi orang dewasa bervariasi antara 3,6 dan 5 kg. Bulu yang dimiliki nya berwarna orange bercampur dengan coklat (untuk daerah lampung) dan ada yang memiliki bulu berwarna hitam (untuk daerah medan sumatera utara) Perbedaan warna dalam pigmentasi dapat bervariasi dari beberapa nuansa yang lebih gelap dari bulu pada tubuhnya hingga hitam pekat dan dapat mencakup keseluruhan , tidak hanya itu Musang Bulan memiliki motif putih dikepalanya yang menyerupai sepeti topeng .
Topeng tersebut terdiri dari garis putih yang menonjol yang membentang dari hidung hingga kening (kadang-kadang bisa lebih banyak atau lebih besar tetapi ketebalan warnanya telah berkurang) membagi dua topeng hitam yang memanjang lateral ke bagian yang jauh dari pipi dan dahi, melewati telinga, dan bawah bagian belakang leher sebelum berhenti tepat di bawah tulang belikat. Mata dikelilingi oleh bulu putih yang dapat bervariasi dari pudar, garis putus-putus ataupun bercak dengan bentuk yang sempurna. Bibir, dagu, dan tenggorokan berwarna putih. Dalam beberapa jenis, garis-garis putih pada bulu, mirip seperti cambang pada manusia karena bentuk dan tempatnya berupa kurva yang naik dari tenggorokan. Kurva ini memiliki ketebalan yang bervariasi yang merupakan batas dari bercak kecil di pangkal telinga atau bercak besar yang mengelilingi dasar kedua telinga yang berbulu gelap.
Reproduksi :
Musang Bulan dapat berkembang biak 2x dalam 1 tahun dan dapat memiliki 1 hingg 4 ekor anak dalam 1x melahirkan,dalam mengurus anaknya sang ibu akan terus menjaga bayi hingga anak berusia 3 bulan dan sudah dapat membuka mata. Pada masa perkawinan sang pejantan akan bersama dengan sang betina untuk beberapa saat hingga sang betina melahirkan.Umur ideal musang untuk melakukan masa perkawinan 11-12bulan,dan musang dapat hidup hingga 22 tahun lamanya
Makanan :
Musang termasuk mahluk Omnivora yaitu lebih sering makan buah-buahan , pepaya ,pisang,mangga,dll. Terkadang mereka juga makan mahluk hidup lainnya seperti : Tikus , Burung kecil , Serangga , Kadal ,serta hewan-hewan kecil lainnya
Kehidupannya :
Musang adalah Mamalia yang terkadang dapat kita jumpai di daerah tinggal manusia, Musang termasuk bintang ARBOREAL : menghabiskan hidupnya di pepohonan/tinggal di pepohonan),selain itu musang bersifat Nukturnal : yaitu akfit di malam hari mencari makan dan melakukakn aktifitasnya, Musang memiliki pencernaan yang unik, pencernaan musang terlalu singkat sehingga banyak makanan yang tidak tercerna dengan sempurna(dapat dilihat dari kotoran musang), Mereka tidur di siang hari di yang berada di pohon lebih dari 80%,tempat tidur nya terletak 10% dari tinggi pohon yang ditiduri,dan biasanya dekat dengan sumber air, Selama malam-rata, mereka yang aktif sekitar 50% dari waktu dan dapat melakukan perjalanan hingga dua kilometer dalam satu hari.
Cara berkomunikasi :
1.Tactile : yaitu dengan cara bersentuhan
2.Chemical : yaitu dengan Bau mereka
Untung Rugi :
Pentingnya ekonomi untuk manusia ( + ) :
Musang diburu untuk diambil bulu mereka dan untuk makanan, dan beberapa penduduk setempat menjaga mereka sebagai hewan peliharaan. Mereka sering digunakan sebagai Ratters(untuk berburu tikus), karena mereka sangat cepat dan mahir membunuh hewan pengerat ini gangguan
Pentingnya ekonomi untuk manusia ( - ) :
Musang juga merusak tanaman buah-buahan petani,dan suka menyerang unggas para peternak
Baca selengkapnya »
Sabtu, 13 Juli 2013
0
Martes Flavigula Robinsoni
(MARTEN)
Martes Flavigula
Robinsoni dikenal juga dengan sebutan Javan Kharza (Western Java), Marten (baca
: martin) masuk di dalam keluarga Mustelidae, tersebar di wilayah Jawa Barat
(Pocock,1936). Ada pula yang menyebutkan bahwa marten tersebar di beberapa
pulau lainnya tetapi marten yang ada itu berbeda namanya seperti Borneo
(Bornean Kharza) : Martes Flavigula Saba (Chasen and Kloss, 1931), Sumatera
(Sumatran Kharza) : Martes Flavigula Henrici (Schinz, 1845), dan masih ada
beberapa sub species Martes Flavigula lainnya diluar Indonesia karena Martes
Flavigula merupakan Species Marten di Asia.
Banyak artikel di Indonesia dan di negara lain menyatakan bahwa jenis marten yang ada di jawa adalah musang leher kuning / musang marten (martes flavigula) sedangkan sudah jelas marten bukan musang,dan marten yang ditemukan dipulau jawa memiliki warna abu muda, abu tua kearah coklat mulai dari kepala sampai pinggang dan berwarna cokelat tua dan hitam pada pinggang sampai ujung ekornya serta memiliki warna putih pada bagian bawah leher dan garis pendek berwarna coklat tua /hitam di bagian belakang kupingnya. Dari warna ini lah martes flavigula robinsoni pun ini di sebut beech marten / stone marten (martes foina) yang tersebar dari eropa sampai central asia tidak termasuk Indonesia. Oleh karena itu dari daerah penyebarannya dan dari gradasi warna yang ada pada martes flavigula robinsoni membuktikan bahwa martes flavigula robinsoni adalah sub species dari martes flavigula bukan martes foina.
Kehidupan Marten dialam liar :
Marten merupakan hewan soliter, marten berburu dengan pasangannya atau secara berkelompok , mereka lebih aktif di pagi hari dan terkadang terlihat pada sore bahkan dimalam hari. Marten adalah hewan semi alboreal, dia dapat memanjat pohon secara vertical dan ia dapat membuat lompatan lebih dari 4 meter dari pohon 1 kepohon lainnya,walaupun begitu marten lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berburu didarat. Marten merupakan hewan Omnivora, makanan utamanya adalah buah dan serangga, tikus, ikan, burung, ular, bahkan marten dapat memangsa hewan yang ukurannya lebih besar seperti : rusa dan kijang.
Marten merupakan salah satu jenis hewan paling sempurna dalam keluarganya (weasel, ferret, badger, mink) ini dikarenakan ia memiliki ukuran tubuh cukup besar, berotot, flexibel, tapak kaki yang besar dengan kuku tajam, pada jantan dewasa dapat mencapai ukuran tubuh ±70cm dengan panjang ekor hampir sama dengan ukuran badannya (ukuran betina relatif lebih kecil dari jantan), pendengaran yang sangat baik, dan marten hampir tidak memiliki rasa takut terhadap predatornya karena dia memiliki kelenjar anal yang dapat mengeluarkan cairan serta bau yang amat sangat tidak sedap.
Marten adalah tipe hewan yang tidak setia, karena dia tidak dapat bertahan hanya dengan 1 pasangan saja. Biasanya masa reproduksi marten berlangsung pada saat perubahan iklim dari musim dingin ke panas dan dari musim panas ke dingin. Banyaknya jumlah anak yang dapat dihasilkan oleh marten berkisar antara 2 sampai 4 ekor dan ketika si anak sudah bisa mandiri, induknya akan mencari pasangan untuk kawin lagi bahkan sampai terjadi perkelahian antara marten jantan untuk mendapatkan betina.
Data ini dibuat berdasarkan referensi yang ada dan hasil observasi sementara terhadap sepasang Marten (Bully dan Sheshe) oleh Adhietya Aji Pamungkas, karena sampai saat ini klasifikasi jelas tentang Martes Flavigula Robinsoni itu belum ada,yang ada hanya Martes Flavigula saja.
Banyak artikel di Indonesia dan di negara lain menyatakan bahwa jenis marten yang ada di jawa adalah musang leher kuning / musang marten (martes flavigula) sedangkan sudah jelas marten bukan musang,dan marten yang ditemukan dipulau jawa memiliki warna abu muda, abu tua kearah coklat mulai dari kepala sampai pinggang dan berwarna cokelat tua dan hitam pada pinggang sampai ujung ekornya serta memiliki warna putih pada bagian bawah leher dan garis pendek berwarna coklat tua /hitam di bagian belakang kupingnya. Dari warna ini lah martes flavigula robinsoni pun ini di sebut beech marten / stone marten (martes foina) yang tersebar dari eropa sampai central asia tidak termasuk Indonesia. Oleh karena itu dari daerah penyebarannya dan dari gradasi warna yang ada pada martes flavigula robinsoni membuktikan bahwa martes flavigula robinsoni adalah sub species dari martes flavigula bukan martes foina.
Kehidupan Marten dialam liar :
Marten merupakan hewan soliter, marten berburu dengan pasangannya atau secara berkelompok , mereka lebih aktif di pagi hari dan terkadang terlihat pada sore bahkan dimalam hari. Marten adalah hewan semi alboreal, dia dapat memanjat pohon secara vertical dan ia dapat membuat lompatan lebih dari 4 meter dari pohon 1 kepohon lainnya,walaupun begitu marten lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berburu didarat. Marten merupakan hewan Omnivora, makanan utamanya adalah buah dan serangga, tikus, ikan, burung, ular, bahkan marten dapat memangsa hewan yang ukurannya lebih besar seperti : rusa dan kijang.
Marten merupakan salah satu jenis hewan paling sempurna dalam keluarganya (weasel, ferret, badger, mink) ini dikarenakan ia memiliki ukuran tubuh cukup besar, berotot, flexibel, tapak kaki yang besar dengan kuku tajam, pada jantan dewasa dapat mencapai ukuran tubuh ±70cm dengan panjang ekor hampir sama dengan ukuran badannya (ukuran betina relatif lebih kecil dari jantan), pendengaran yang sangat baik, dan marten hampir tidak memiliki rasa takut terhadap predatornya karena dia memiliki kelenjar anal yang dapat mengeluarkan cairan serta bau yang amat sangat tidak sedap.
Marten adalah tipe hewan yang tidak setia, karena dia tidak dapat bertahan hanya dengan 1 pasangan saja. Biasanya masa reproduksi marten berlangsung pada saat perubahan iklim dari musim dingin ke panas dan dari musim panas ke dingin. Banyaknya jumlah anak yang dapat dihasilkan oleh marten berkisar antara 2 sampai 4 ekor dan ketika si anak sudah bisa mandiri, induknya akan mencari pasangan untuk kawin lagi bahkan sampai terjadi perkelahian antara marten jantan untuk mendapatkan betina.
Data ini dibuat berdasarkan referensi yang ada dan hasil observasi sementara terhadap sepasang Marten (Bully dan Sheshe) oleh Adhietya Aji Pamungkas, karena sampai saat ini klasifikasi jelas tentang Martes Flavigula Robinsoni itu belum ada,yang ada hanya Martes Flavigula saja.